Milisi Syiah, Hizbullah, menuding Israel telah menggunakan bom cluster dalam serangannya ke Lebanon.
Dalam pernyataannya, Hizbullah menyebutkan bahwa bom cluster itu menargetkan tiga lokasi di Lebanon Selatan. Menurut kelompok itu, hal ini menyalahi aturan internasional, yang melarang bom semacam itu digunakan saat perang.
“Kejahatan menjatuhkan bom cluster menegaskan ketidakpedulian musuh terhadap semua norma dan konvensi internasional,” ujar Hizbullah dalam sebuah pernyataan yang dikutip Al Jazeera dan dilaporkan Middle East Monitor, Kamis (17/10/2024).
Bom cluster sendiri adalah sebuah bom yang melepaskan atau mengeluarkan submunisi yang lebih kecil saat meledak. Efek submunisi ini juga dapat mengenai target yang lebih luas, termasuk masyarakat sipil. Hal ini membuatnya terlarang untuk digunakan dalam perang.
Sementara itu, pernyataan tegas ini disampaikan Hizbullah saat eskalasi antara kelompok itu dan Israel masih terus memanas, yang merupakan muara dari perang Israel dan milisi Gaza Palestina, Hamas, sejak 7 Oktober tahun lalu. Hingga saat ini, Tel Aviv masih melancarkan serangan masif ke Gaza hingga membunuh hampir 42 ribu jiwa warga sipil.
Serangan ini pun akhirnya menarik Hizbullah untuk ikut menyerang Israel. Mereka menyebut langkah ini sebagai bentuk solidaritas terhadap Gaza, dengan serangan ditujukan agar Israel berhenti menyerang wilayah kantong Palestina itu.
Intensitas serangan antara Israel dan Hizbullah meningkat pada September lalu. Sebelum peningkatan serangan, terjadi ledakan ribuan pager milik Hizbullah yang menewaskan hingga 39 orang.
Sementara itu, pada Minggu, sebuah drone milik Lebanon berhasil menembus menembus pertahanan udara Israel tanpa terdeteksi dan menghantam pangkalan Brigade Golani, yang berlokasi sekitar 40 mil ke Israel dari perbatasan.
Atas serangan ini, Komandan Komando Utara Israel telah mengumumkan niatnya untuk menghancurkan infrastruktur Hizbullah dan memindahkannya dari wilayah Lebanon Selatan. Surat kabar Israel Maariv melaporkan pada hari Selasa bahwa tentara Israel telah mulai menerapkan keputusan untuk melenyapkan anggota Unit 127 Hizbullah.
Hal ini pun juga ditanggapi panas oleh Hizbullah. Kepala Sementara Hizbullah, Naim Qassem, telah memperingatkan bahwa mereka berencana untuk menembakkan roket ke lebih banyak wilayah Israel hingga pemerintah Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu menghentikan serangan udara dan mengakhiri invasi darat ke Lebanon.
“Saya katakan kepada garis depan Israel: Solusinya adalah gencatan senjata. Kami tidak akan dikalahkan oleh pemboman yang terus-menerus terhadap benteng pertahanan kami dan pembunuhan terhadap pimpinan kami,” kata Naim Qassem dalam pidato yang disiarkan langsung dan dikutip Al Jazeera.
Qassem mengatakan Hizbullah hanya akan fokus pada ‘menyakiti musuh’. Ia kembali memberikan peluang perdamaian dengan Israel bila Negeri Zionis itu berhenti menyerang Lebanon dan juga Gaza, Palestina.
“Kita tidak dapat memisahkan Lebanon dari Palestina, atau Palestina dari dunia,” tuturnya.