Baru Dilantik Jadi Menteri, Rosan Terbang Temui Raksasa Singapura

Presiden Joko Widodo melantik Rosan Roeslani sebagai Menteri Investasi di Istana Negara, Jakarta, Senin (19/8/2024). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Presiden Joko Widodo melantik Rosan Roeslani sebagai Menteri Investasi di Istana Negara, Jakarta, Senin (19/8/2024). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Roeslani berencana menyambangi Singapura untuk bertemu dengan dua raksasa investasi milik Singapura yakni GIC dan Temasek pada pekan depan.

Hal tersebut bertujuan untuk menarik minat raksasa Singapura itu untuk berinvestasi di Indonesia.

Rosan membeberkan, dalam kunjungan kali ini, pihaknya akan menawarkan berbagai proyek strategis yang dapat dikerjasamakan dengan pihak Singapura. Salah satunya, terkait pengembangan proyek Energi Baru dan Terbarukan (EBT).

“Dengan Singapura kita akan bicara, kebetulan ini juga berhubungan dengan energi hijau, apa itu berkaitan dengan tenaga listriknya, kemudian dengan konsumsi, dan lain-lain yang akan kita bicarakan, tapi tentunya mungkin ending-nya lebih yang kepada energi hijau,” kata Rosan ditemui di Jakarta, Rabu (21/8/2024).

Rosan menyebut, Singapura saat ini masih menjadi penyumbang Foreign Direct Investment atau penanaman modal atau investasi langsung dari pihak asing terbesar ke Indonesia. Oleh sebab itu, agenda untuk menawarkan investasi ke negeri singa menjadi sesuatu hal yang cukup penting, terutama investasi untuk di Ibu Kota Nusantara (IKN).

“Jadi kunjungan saya ke sana itu adalah ke Singapura dulu, dan saya berharap kunjungan saya ini bisa menghasilkan suatu hasil yang optimal, dan bisa segera diimplementasi,” kata dia.

Menurut Rosan, minat investasi dalam upaya mencapai target net zero emissions belakangan ini cukup tinggi. Terutama yang datang dari negara-negara Barat, Amerika Serikat, dan Australia.

“Banyak private equity itu mereka sangat tinggi karena memang mereka lebih diberikan inisiatif, dan bahkan mereka bisa memberikan yield bunga yang sangat jauh lebih rendah apabila itu energi hijau baru terbarukan,” kata dia.

Kondisi tersebut tentunya cukup menguntungkan bagi Indonesia. Terlebih, negeri ini mempunyai potensi EBT cukup besar yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi alternatif pengganti energi fosil.

“Jadi kita punya geothermal, reserve kita salah satu terbesar untuk geothermal, kita punya tenaga hidro, tenaga power wind, tenaga angin, dan yang lain-lainnya juga masih solar cell, jadi masih sangat-sangat terbuka, dan kalau ini aturannya, policy, regulasinya kita lebih sempurnakan itu akan menjadi lebih menarik,” tambahnya.

kas138

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*