Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperingatkan agar mewaspadai potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat di sebagian besar wilayah Indonesia. Munculnya supect area dan sirkulasi siklonik menjadi penyebab potensi kondisi cuaca ini.
Dalam keterangan di situs resmi, BMKG mengungkapkan ada peningkatan potensi terbentuknya awan konvektif yang menghasilkan hujan lebat, angin kencang, dan petir di beberapa wilayah indonesia.
Salah satunya disebabkan oleh adanya Suspect Area di Samudera Hindia selatan Bali-Nusa Tenggara Barat (NTB), serta Sirkulasi siklonik di Samudra Hindia barat Aceh, Laut Filipina, dan Laut Banda.
BMKG menjelaskan, suspect area dan sirkulasi siklonik tersebut membentuk daerah perlambatan kecepatan angin (konvergensi) dan daerah pertemuan angin (konfluensi) di beberapa wilayah Indonesia.
Selain itu, menurut BMKG, ada pengaruh dari dinamika atmosfer yang aktif, yakni fenomena La Nina lemah yang diperkirakan masih berlangsung hingga awal tahun 2025, serta angin monsun Asia yang memengaruhi aliran massa udara dari wilayah Asia ke wilayah Indonesia.
Juga, aktivitas gelombang atmosfer seperti Rossby ekuatorial, Gelombang Kelvin, dan Gelombang Low meningkatkan potensi awan konvektif yang signifikan.
“Hingga sepekan ke depan, sejumlah wilayah di Indonesia masih akan menghadapi potensi curah hujan yang signifikan, terutama di wilayah barat dan timur,” tulis BMKG, dikutip Kamis (9/1/2025).
“Tingginya potensi hujan di beberapa wilayah, mengakibatkan potensi dampak yang ditimbulkan berupa bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, dan angin kencang yang masih dapat terjadi. Untuk itu, masyarakat diimbau untuk terus memantau informasi cuaca terkini dari BMKG,” lanjut BMKG.
Cuaca Ekstrem Meningkat
Dalam keterangan terpisah, Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto mengungkapkan, Tropical Cyclone Warning Center (TCWC) Jakarta memantau keberadaan pusat tekanan rendah di selatan Nusa Tenggara sejak 3 Januari 2025. Sistem ini bergerak ke arah barat-barat daya dan mulai berkembang menjadi Bibit Siklon 97S pada 7 Januari 2025 di perairan Samudra Hindia, sebelah selatan Jawa Timur.
“Berdasarkan analisis terkini pada 9 Januari 2025, intensitas sistem ini semakin meningkat dan saat ini terdeteksi di Samudra Hindia selatan Lampung dengan arah gerak ke selatan,” katanya.
“Bibit siklon ini diperkirakan akan memberikan dampak tidak langsung berupa peningkatan curah hujan dan angin kencang di beberapa wilayah, serta dampak langsung berupa gelombang tinggi di perairan bagian selatan Indonesia dalam 3 hari mendatang,” papar Guswanto, Kamis (9/1/2025).
Disebutkan, Bibit Siklon Tropis 97S berpotensi meningkatkan potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang dapat disertai angin kencang di sejumlah wilayah. Di antaranya, Bengkulu, Sumatra Selatan, Lampung, Banten, Jakarta, Jawa Barat, dan Jawa Tengah.
Selain itu, gelombang laut dengan ketinggian 1,25 hingga 2,5 meter diperkirakan terjadi di Perairan Selatan Jawa hingga NTB, Selat Sunda bagian barat dan selatan, Samudra Hindia selatan Jawa hingga NTB, dan Samudra Hindia barat Bengkulu hingga Lampung.
“Dampak cuaca ini perlu diantisipasi, terutama di wilayah pesisir dan perairan selatan Indonesia. Karena potensi cuaca ekstrem dapat mempengaruhi aktivitas pelayaran dan masyarakat pesisir,” ujarnya.
“BMKG terus memantau perkembangan sistem ini dan akan menyampaikan pembaruan informasi secara berkala untuk memastikan keselamatan masyarakat,” ucap Guswanto.
Direktur Meteorologi Publik BMKG Andri Ramdhani menambahkan, potensi peningkatan curah hujan dalam sepekan ke depan juga dipengaruhi kondisi atmosfer yang mendukung terjadinya hujan dengan intensitas lebih tinggi.
“Monsun dan seruakan dingin dari Asia turut berkontribusi pada peningkatan curah hujan di wilayah Indonesia, khususnya di bagian barat,” kata Andri.
Prospek Cuaca 10-13 Januari 2025 Menurut BMKG
Menurut BMKG, cuaca cerah berawan diprediksi terjadi di sebagian Bali dan Nusa Tenggara, serta sebagian besar Sulawesi dan Kepulauan Maluku.
Sedangkan hujan dengan intensitas sedang hingga sangat lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang dapat terjadi di wilayah berikut:
- Hujan Sedang-Lebat
– sebagian besar wilayah Sumatra, Jawa, Kalimantan, sebagian kecil wilayah Nusa Tenggara, Sulawesi, Kepulauan Maluku, dan sebagian wilayah di Pulau Papua.
- Hujan Lebat-Sangat Lebat
– sebagian kecil wilayah Sumatra, Jawa, dan Pulau Papua.
- Potensi Angin Kencang
– sebagian kecil wilayah Sumatra dan Nusa Tenggara, serta sebagian wilayah Jawa dan Bali.
Menghadapi potensi cuaca ekstrem, BMKG mengimbau masyarakat untuk:
– mengantisipasi risiko bencana hidrometeorologi, seperti banjir, tanah longsor, dan genangan air, terutama di wilayah rawan
– membersihkan saluran air dan lingkungan sekitar untuk mengurangi risiko banjir.
– menghindari aktivitas di wilayah rawan bencana serta mempersiapkan perlengkapan darurat
– memantau informasi cuaca terkini melalui kanal resmi BMKG, seperti situs resmi BMKG , media sosial @infobmkg, atau aplikasi infoBMKG
– tetap tenang dan siaga menghadapi perubahan cuaca ekstrem, serta pahami langkah evakuasi jika diperlukan.
BMKG memastikan akan terus memperbarui perkembangan cuaca terbaru.