
Saham-saham batu bara di tanah air kini mulai kembali dilirik oleh sebagian investor.Hal ini lantaran di sepanjang tahun 2024, harga batu bara telah mengalami kenaikan sebesar 10% hingga perdagangan Selasa (13/8/2024) di level US$150 per ton.
Kenaikan harga batu bara tentunya bukanlah tanpa sentimen. Perang Ukraina dan Rusia yang belum kunjung selesai kini kembali menjadi sentimen utama penggerak harga batu bara.
Dilansir dari Montel News, data Ice Index untuk kontrak gas TTF acuan eropa pada kemarin berakhir di EUR 39,73/MWh, naik EUR 1,27 dalam sehari dan mendekati posisi tertinggi nya dalam delapan bulan terakhir atau sejak 8 Desember di EUR 40,48/MWh.
Pasukan Ukraina awal pekan ini melintasi perbatasan ke wilayah Kursk Rusia, dengan pertempuran sengit yang dilaporkan oleh media lokal pada Rabu lalu di dekat kota Sudzha, tempat sistem gas Rusia yang terhubung dengan jaringan pipa transit Ukraina.
Ada laporan yang belum dikonfirmasi bahwa pasukan Ukraina telah menyita pabrik kompresi gas Sudzha, meskipun juru bicara TSO gas Ukraina, GTSOU, tidak dapat membenarkan hal tersebut.
Namun, informasi dan rekaman video yang dipublikasikan di platform geolokasi Geoconfirmed tampaknya menunjukkan tawanan perang Rusia berada di luar fasilitas tersebut.
Lonjakan harga gas membuat Eropa berpaling ke batu bara. Permintaan dari Benua Biru melesar dalam dua bulan terakhir.
Sementara itu dari sisi pasokan, pasokan batubara gabungan di empat terminal utama Amsterdam, Rotterdam, atau Antwerp (ARA) minggu ini tercatat pada level tertinggi dalam 11 minggu sebesar 4,91 juta ton.
Sumber dari salah satu terminal impor besar mengatakan bahwa pengiriman batubara baru-baru ini sangat tinggi, meskipun kedatangan kapal dan pemuatan ulang dari stok sekarang “lebih tenang.”
Kenaikan impor diperkirakan masih akan terjadi. Data Montel News memperkirakan akan ada peningkatan pemuatan tongkang dari stok minggu depan, sehingga level persediaan akan menurun.
Hal tersebut mendorong harga batu naik selama 10 hari beruntun.
Beberapa saham batu bara di tanah air pun merespon positif.
Tercatat di sepanjang tahun 2024, enam saham batu bara RI telah mencatat kenaikan harga saham. Dimana PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID) mencatatkan kenaikan tertinggi dengan melesat 102,19%.
Kemudian, terpantau beberapa saham batu bara masih memiliki valuasi yang murah dengan Price Book Value (PBV) di bawah satu, yang dimana jika PBV di bawah satu berarti harga saham tersebut masih di bawah harga kewajarannya.
Terpantau PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) dan PT ABM Investama Tbk (ABMM) memiliki PBV di bawah satu.
Sementara itu, secara sektoral atau Price Earning Ratio (PER), suatu saham batu bara dapat dikatakan murah jika berada di bawah PER 10.
Beberapa saham yang masih murah secara sektoral berdasarkan data di atas adalah PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO), PT Bukit Asam Tbk (PTBA), PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG), PT Bumi Resources Tbk (BUMI), PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR), PT Baramulti Suksessarana Tbk (BSSR), dan PT ABM Investama Tbk (ABMM)
Penguatan harga batu bara di pasar global menjadi kabar baik bahwa permintaan batu bara dapat kembali meningkat. Hal ini pun menjadi peluang baik bagi para investor saham-saham batu bara yang saat ini masih terpantau murah secara valuasi.