Awas! Musim Hujan Tiba, Ular King Kobra Mulai Mengintai

Ilustrasi Kobra (Photo by Pixabay/Mike_68)

Bulan November 2024 membuat sejumlah wilayah mengalami kondisi musim hujan. Hal ini terjadi bersamaan dengan munculnya hewan layaknya ular dari tempatnya.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah menerbitkan buletin edisi November 2024 memuat informasi tentang analisis curah hujan yang terjadi pada bulan Oktober 2024 dan prediksi hujan 3 (tiga) bulan ke depan yaitu hujan bulan Desember 2024 hingga Februari 2025.

Curah hujan pada Dasarian I November 2024 bervariasi dari kriteria rendah (21%), menengah (68%) dan tinggi-sangat tinggi (10%) dengan sifat hujan didominasi pada kriteria Atas Normal (43%). Curah hujan pada Oktober 2024 umumnya pada kriteria menengah (66%), dan sifat hujan bervariasi pada kriteria Atas Normal (35%), Normal (34%) dan Bawah Normal (31%).

Lebih lanjut, sebanyak 32% wilayah Indonesia masuk musim hujan. Wilayah yang sedang mengalami musim hujan meliputi sebagian besar Aceh, Sumatra Utara, Riau, Sumatra Barat, Jambi, sebagian Sumatra Selatan, Bengkulu, Bangka Belitung, Lampung bagian Barat, sebagian Banten, sebagian Jawa Barat, sebagian Jawa Tengah, sebagian besar Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, sebagian Kalimantan Selatan, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan bagian utara, sebagian Sulawesi Tengah, sebagian Sulawesi Utara, sebagian Maluku Utara, sebagian Maluku, Papua Barat dan sebagian Papua.

Musim Hujan Tiba, Saatnya Ular Muncul ke Permukaan

Ketika musim hujan tiba, apalagi sampai volume air meningkat sehingga menyebabkan habitat teresterialnya tergenang, maka ular akan keluar dari persembunyiaanya untuk mencari tempat yang nyaman.

Sebagai satwa berdarah dingin, ketika kepanasan, maka ular harus masuk ke air. Untuk itu, ular harus bisa mengontrol suhu tubuhnya, jangan sampai melebihi batas suhu toleransi lingkungan, karena bisa mati.

Namun, setiap wilayah memiliki kondisi berbeda, misalkan musim hujan yang membuat volume air naik sehingga banyak laporan interaksi ular dengan manusia.

Interaksi ular dan manusia tidak hanya terjadi pada masyarakat di pedesaan, tetapi juga di perkotaan. Misalnya di Jakarta atau kawasan Jabodetabek, paling umum ditemukan adalah jenis kobra dan piton.

Dua jenis ular ini memiliki daya adaptasi yang bagus ketika terjadi perubahan habitat. Mereka bisa bertahan hidup di kawasan perkotaan atau sekitar habitat manusia.

Terlepas dari mulai bermunculan ular di pekarangan rumah saat musim hujan tiba, di mana salah satunya merupakan ular kobra, jenis ini memang terkenal sebagai predator puncak dengan bisa yang mematikan.

Di Indonesia, ular ini sering disebut sebagai Ular Lanang atau Kobra Raja. Sementara di beberapa daerah, sebutannya adalah “oray totog” (Sunda), “tedung selor” atau “tedung selar” (Melayu), serta “ula anang” atau “dumung enthong” (Jawa).

Penelitian terbaru bahkan mengungkap bahwa ular ini sebenarnya terdiri dari empat spesies berbeda, masing-masing dengan karakteristik dan tingkat bahaya yang bervariasi.

Berikut ini penjelasan mendalam mengenai keempat spesies king kobra, dan tingkat bahaya yang dimiliki masing-masing spesies.

Kadobet

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*