
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Hulu Sungai Selatan (HSS), Kalimantan Selatan, menetapkan status darurat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) setelah terpantau 42 titik api hingga Juli 2025.
Penetapan tersebut dituangkan melalui Surat Keputusan (SK) Bupati HSS sebagai respons terhadap potensi ancaman karhutla di sejumlah wilayah rawan, terutama di Kecamatan Daha Selatan, Daha Barat, dan Daha Utara.
“Wilayah kami terdiri dari daerah pegunungan, perkotaan, dan rawa. Potensi terbesar titik api berada di kawasan Daha Raya,” kata Wakil Bupati HSS Suriani dalam Rapat Koordinasi Kesiapsiagaan Karhutla 2025 se-Kalsel di Banjarbaru, Senin.
Dalam paparan di hadapan Gubernur Kalsel, Suriani menyebutkan HSS memiliki 144 desa dan empat kelurahan area pegunungan, perkotaan dan rawa, serta potensi terbesar titik api berada di wilayah tiga kecamatan Daha Selatan, Daha Utara, dan Daha Selatan.
Ia menjelaskan langkah kesiapsiagaan telah dilakukan secara terstruktur, antara lain mengaktifkan posko karhutla di seluruh kecamatan dan desa rawan, serta melaksanakan patroli rutin oleh tim gabungan.
“Sosialisasi juga terus kami lakukan, termasuk melalui Surat Edaran Bupati HSS terkait antisipasi dan kesiapsiagaan menghadapi karhutla,” tutur Suriani.
Ia menegaskan keterlibatan masyarakat dan dunia usaha juga didorong untuk mendukung upaya pencegahan, bahkan Majelis Ulama Indonesia (MUI) setempat turut menerbitkan surat edaran yang melarang pembakaran lahan.
Sementara itu Gubernur Kalsel Muhidin meminta seluruh kepala daerah di provinsi tersebut memperkuat koordinasi dan komitmen lintas sektor dalam menekan potensi karhutla.
“Rakor ini bertujuan menyamakan persepsi agar pencegahan dan penanggulangan karhutla dapat dilakukan secara maksimal,” katanya.
Ia juga menekankan pentingnya kesiapan posko di tiap kabupaten/kota dengan dukungan peralatan, seperti pompa air berkapasitas besar untuk mempercepat respons di lapangan.
“Terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung penanganan karhutla. Koordinasi dan kerja sama adalah kunci menghadapi bencana karhutla,” ujar Muhidin.