
Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) menyoroti peran local heroes, di mana pemuda membuat perubahan nyata di tingkat komunitas, seperti memimpin kegiatan olahraga, kampanye kesehatan, hingga penggerakan sosial.
“Kami ingin pemuda menjadi agen perubahan, tidak hanya di forum internasional, tetapi juga di lingkungan sekitar mereka,” kata Staf Khusus Menteri Pemuda dan Olahraga Bidang Percepatan Inovasi Pemuda dan Olahraga, Kemenpora, Hasintya Saraswati pada Media Gathering bertema “Local Youth Actions for the SDGs & Beyond” untuk memperingati International Youth Day 2025 di Jakarta, Senin.
Menurutnya, diperlukan dorongan untuk membuka ruang lebih banyak bagi pemuda untuk mengambil peran pemimpin di lingkungannya.
Sementara itu, Kepala Unit Financing for Development sekaligus Ketua Komite Pemuda UNDP Indonesia, Nila Murti, menegaskan pentingnya memberikan ruang, fasilitas, dan pembiayaan bagi pemuda untuk berinovasi, terutama di level ultra-mikro.
“Banyak pemuda memiliki potensi besar untuk berperan aktif dan berkolaborasi dengan masyarakat maupun tokoh di komunitasnya. Peran kami adalah memastikan ide-ide mereka bisa berkembang melalui pelatihan, peningkatan kapasitas, dan dukungan pendanaan, salah satunya melalui program Youth-Co Lab yang kami implementasikan di enam provinsi di Indonesia,” katanya.
National Professional Officer for Education UNESCO, Gunawan Zakki juga menyampaikan pandangannya terkait peran pemuda saat ini, menegaskan bahwa generasi muda memiliki peran strategis sebagai motor penggerak pembangunan.
Akan tetapi, katanya, tantangan yang sering dihadapi bukan pada minimnya ide, melainkan keterbatasan “panggung” bagi pemuda untuk mengeksekusi gagasan mereka.
Untuk itu, UNESCO mengusung konsep Youth as Champion yang berfokus pada bidang-bidang yang dekat dengan kehidupan pemuda, seperti pendidikan, sains, budaya, dan komunikasi, sebagai wadah untuk mengasah potensi sekaligus memberi panggung bagi kontribusi mereka.
“Pemuda harus dipercaya. Kami di UNESCO membangun hubungan yang menumbuhkan keyakinan bahwa anak muda siap, mampu, dan bisa berkontribusi nyata. Tetapi kepercayaan ini harus didampingi dengan dukungan yang jelas, mulai dari akses, pelatihan, hingga pemberian platform yang memadai,” katanya.