
Sekitar seratus remaja hendak tawuran di kawasan Lubang Buaya, Cipayung, Jakarta Timur, Rabu (16/7) sekitar pukul 03.30 WIBÂ usai saling ejek di sosial media (sosmed).
“Mereka semua berawal dari saling ejek, saling menantang antar kelompok di akun media sosial,” kata Kapolres Metro Jakarta Timur Kombes Polisi Nicolas Ary Lilipaly saat konferensi pers di Mapolsek Cipayung, Jakarta Timur, Kamis.
Rencana aksi tawuran besar-besaran tersebut melibatkan aliansi kelompok dari berbagai wilayah. Sekitar 100 orang berkumpul dengan membawa sepeda motor di lapangan sepak bola di kawasan Lubang Buaya.
Polisi berhasil mengamankan sebanyak 36 remaja yang membawa senjata tajam. Sedangkan sisanya melarikan diri.
Para pelaku yang diamankan diketahui berasal dari Jakarta Timur, Depok, Bogor dan Tangerang. Mereka berkumpul di kawasan Lubang Buaya setelah diundang oleh kelompok tawuran bernama Amser Setu yang bermarkas di wilayah Cipayung.
Kelompok ini berjanji melakukan tawuran bersama kelompok Tim Molek dari Pondok Gede, Bekasi.
Tak hanya itu, mereka juga mengundang kelompok Padi dari wilayah Depok serta beberapa kelompok lainnya dari Bogor dan Tangerang.
“Yang mengundang adalah kelompok Amser Setu. Mereka ini membentuk aliansi lintas wilayah, saling ajak lewat sosial media dan sudah merencanakan lokasi tawuran di Lubang Buaya,” katanya.
Menurut Nicolas, sebagian besar dari mereka memang sudah terbiasa terlibat dalam aksi tawuran.
Kepolisian masih mendalami apakah kelompok ini memiliki keterkaitan dengan insiden-insiden tawuran sebelumnya yang menimbulkan korban jiwa di wilayah Jakarta Timur (Jaktim).
“Terkait dengan hal itu masih dalam pendalaman kami akan mengecek sampai sejauhmana keterlibatan mereka dengan kelompok-kelompok tawuran yang ada yang pernah kita tangani yang terjadi di wilayah Jakarta Timur,” katanya.
Kelompok yang hendak melakukan aksi tawuran di kawasan Lubang Buaya itu terdiri dari berbagai profesi, mulai dari satpam hingga pegawai swasta.
Mereka tergabung dalam suatu aliansi tawuran yang terbentuk bukan karena kesamaan instansi pendidikan atau tempat tinggal, tetapi karena ajakan dari rekan-rekan mereka.
Dari seratus orang itu, polisi sudah menangkap 36 remaja dan 27 senjata tajam yang akan digunakan untuk tawuran.
Pengungkapan ini saat tim gabungan melakukan patroli siber dan langsung memantau akun sosial media.